BSIP Gandeng FAO dalam Manfaatkan Keanekaragaman Tanaman Indonesia
Badan Standardisasi Instrumen pertanian (BSIP) dan Food Agriculture Organization (FAO) lakukan pertemuan dan penandatanganan Operational Partnership Agreement (OPA) Project GEF-7 berjudul “Crop Diversity Conservation for Sustainable Use in Indonesia Project” di Ruang Pertemuan Sekretariat BSIP, Jakarta Selatan, Selasa (9/1/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman tanaman Indonesia yang signifikan secara global, baik di alam maupun di lahan pertanian, melalui praktik berkelanjutan dan peningkatan kapasitas, serta memperkuat lingkungan pendukung dan pengembangan mekanisme insentif jangka panjang.
Plt Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BSIP Biogen) Dr. Priatna Sasmita menyebut , terdapat beberapa poin yang menjadi latar belakang kegiatan GEF-7. Pertama, Indonesia termasuk dalam “7A Vavilov Centre of Diversity” yang merupakan pusat dari keanekaragaman tanaman dunia. Kedua, Indonesia merupakan pusat asal usul dan keanekaragaman beberapa tanaman utama di dunia. Ketiga, tanaman Indonesia banyak yang memiliki nillai ekonomi cukup tinggi sehingga layak untuk dimanfaatkan.
Priatna juga menyampaikan beberapa tantangan dalam pengelolaan keanekaragaman tanaman yang selama ini hanya berfokus pada pemuliaan. ”Selama ini pengelolaan sumber daya genetik (SDG) hanya berfokus pada program pemuliaan tanaman, padahal seiring berjalannya waktu varietas lokal juga mengalami pengurangan, terbatasnya keterlibatan petani dalam perlindungan, serta kurangnya pemanfaatan keragaman genetik tanaman,” ujar Priatna.
Proyek kolaborasi yang berjalan selama lima tahun kedepan ini nantinya akan difokuskan pada tanaman pangan yang sangat penting seperti beras, talas, ubi, cengkeh, dan pala di tiga provinsi di Indonesia yakni Jawa Tengah, Kalimantan Tengah dan Maluku Utara.
Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timur Leste, Rajendra Aryal mengatakan, kolaborasi ini diharapkan dapat mengatasi tantangan yang menghambat konservasi dan pengunaan sumber daya genetika tanaman secara berkelanjutan.
“Terima kasih atas dukungan dan komitmen bersama BSIP untuk kegiatan ini. Mari kita maju dalam upaya penting untuk menjaga dan melindungi konservasi keanekaragaman tanaman pangan untuk masa depan yang berkelanjutan dan Tangguh,” tambah kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Dr. Fadjry Djufry dalam sambutannya.
Hadir di acara ini perwakilan dari kementerian, lembaga, universitas, dan stakeholders yakni, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP), Pusat Standardisasi Instrumen Tanaman Pangan (PSI Tanaman Pangan), Pusat Standardisasi Instrumen Tanaman Perkebunan (PSI Tanaman Perkebunan), Balai Besar Penerapan Standar Istrumen Pertanian (BBPSIP), Balai Besar Pengujian Standar instrument Pasca Panen Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Tanaman Perkebunan, Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik, Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah pihak diantaranya Pemerintah Daerah Jawa Tengah, Kalimantan Tengah dan Maluku Utara, Komisi Nasional Sumber Daya Genetik (KOMNAS SDG), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Sebelas Maret (UNS), Non Govermental Organization (NGO), Duta Blora (Jateng) dan Burung Indonesia (Maluku Utara), Kelompok berasis komunitas, Kelompok Tani, Kelompok Perempuan dan Kelompok Pemuda, Masyarakat Adat (AMAN), organisasi lokal, otoritas Masyarakat tradisional, serta Private Sector: PT Maxindo dan PT Sido Muncul. (AB/MHZ)